Seminar Nasional Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan Berkelanjutan
SOLO (LN) – Dalam kesempatan ini seminar nasional membangun Desa dan Kota berkelanjutan, permasalahan pembangunan yang paling sering muncul di permukaan adalah kemiskinan dan ketimpangan sosial-ekonomi, baik di perdesaan maupun di perkotaan.Ketua tim percepatan pengembangan wisata perdesaan dan perkotaan Dr. Vitria Ariani mengungkapkan “Yang mampu membangun Desa itu hanya masyarakat yang berada di Desa itu kita dari Pemerintah hanya menyediakan kebutuhan yang dibutuhkan pelaksanaan pembangunan”.
Walau secara umum, masalah kemiskinan dan ketimpangan sosial-ekonomi ini telah diupayakan pemecahannya melalui peningkatan indikator-indikator dari perspektif ekonomi seperti pendapatan, sebenarnya kemiskinan dan ketimpangan sosial-ekonomi menyangkut lebih banyak dimensi dalam kehidupan masyarakat desa dan kota. Kenyataan permasalahan pembangunan yang bersifat multidimensi ini, telah melahirkan paradigma baru pendekatan pembangunan yang dikenal dengan istilah Pembangunan Inklusif.
Pembangunan inklusif adalah suatu pendekatan pembangunan yang pro kepada kelompok masyarakat miskin yang berupaya membangun kesamaan nilai-nilai serta mengikutsertakan peran seluruh pihak-pihak terkait, terutama kelompok yang selama ini dimarjinalkan, dalam seluruh proses pembangunan.
Paradigma pembangunan inklusif ini mendorong proses pembangunan yang transparan dan akuntabel, serta mendorong tercapainya bentuk-bentuk kerjasama proses pembangunan melalui upaya pelibatan masyarakat seutuhnya.
Seminar yang telah dilaksanakan di Hotel Sunan pada Rabu 18-19 Oktober 2017